Makna dari pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan siawa.pendekatan matematika dapat digolongkan dalam karateristik yang hampir sama.
1. Pendekatan Kontruktivime
Para ahli kontrukivisme, salah satunya adalah piaget menyatakan ketika siswa mencoba menyelesikan pembelajaran dikelas, maka pengetahuan matematika dikontruksika secara aktif. Belajar matematika merupakan proses dimana siawa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan matematikanya, belajar matematika adalah proses pemecahan masalah.
Board of Studies (1995) dalam Eman (2003) menyatakan bahwa “siswa akan mancapai prestasi belajar dalam kecepatan yang berbeda dan secara kuantitatif dalam cara-cara yang berbeda. Kualitas pembelajaran ditandai dengan :
- Mulai dari mana siswa berada
- Mengenali bahwa siswa belajar dengan kecepatan yang berbeda, dan cara yang berbeda
- Melibatkan siswa secara fisik dalam proses belajar
- Meminta siswa untuk memvisualkan yang imjiner
Peran guru disini bukan menberi jawaban akhir dari pertanyakan siswa,melainkan mengarahkan siswa untuk menbentuk pengetahuan matematika sehingga diperoleh struktur matematik.
2. Pendekatan Pemecahan Masalah
Menurut Poyla (1957), solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah fase penyelesaian, yaitu: memahami masalah, merancang penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan.
Pada saat memecahkan masalah, beberapa strategi yang sering digunakan adalah:
- Menbuat diagram
- Mencoba pada soal yang lebih sederhan
- Membuat tabel
- Menemukan pola
- Mamaecahkah tujuan
- Menperhitungkan setiap kemungkinan
- Berpikir lagis
- Bergerak dari belakang
- Menentukan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan informasi yang diperlukan
- Mengabaikan yang tidak mungkin, dan
- Mencoba-coba
3. Pendekatan Open-Ended dalam pembelajaran matematiak
Pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended biasanya diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran haruslah membawa siswa dalam menjawab permasalah dengan banyak cara dan mungkin banyak jawaban yang benar sehingga menggundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru.
Tujuan dari pembelajaran open-ended adalah membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis, siswa melalui problem solving secara simultan, sehingga perlu memberi kesempatan siswa berfikir dengan bebes sesuai dengan minat dan kemampuannya.
4. Pembelajaran Metematika dengan Pendekatan Realistik (RME)
RME dikembangkan pertama kali oleh Freudenthal Institut Belanda oleh Freudenthal pada tahun 1977. Menurutnya matematika harus berhubungan dengan kenyataan, berada dekat dengan siswa, dan relevan dengan kehidupan masyarakat agar memiliki nilai manusiawi.
Menurut Leen Streefland (1990) terdapat 5 prinsip belajar mengajar dalam RME yaitu:
- Konstruksi yang distimulasi dengan kekongkretan.
- Pengembangan alat matematika untuk membawa dari kongkret ke abstrak.
- Penyetimulasi Free production dan refleksi.
- Penyetimulasian aktivitas social pada interaksi belajar.
- Pemaduan (intertwining) antara pokok bahasan untuk mendapatkan struktur materi secara matematis.
Sutarto Hadi menbuat kategorisasi tentang karakteristik pembelajaran yang menggunakan RME dalam lima macam yaitu:
- Penggunaan konteks sebagai instruktur vertical.
- Menjembatani dengan instrument vertikal.
- Sumbangan siswa.
- Interaktivitas.
- Keterkaitan
Frans Moerlands mendiskripsikan tpe realistik tersebut dalam ide gunung es (iceberg) yang mengapung ditengah laut. Dalam model gunung ea terdapat empat tingkat yaitu (1) orintasi lingkungan secara maematis, (2) model alat peraga, (3) pembuatan pondasi (building stone) dan (4) matematika formal.
5. Pembelajaran Aktif kreatif dan Menyenagkan / PAKEM
PAKEM/AJEL (Active,Joyful and effective Learning) bertujuan untuk menciptakan suatu lingkungan belajar yang melengkapi peserta didik dengan ketrampilan-keterampilan, pengetahuan dan sikap bagi kehidupan kelak.
Impilikasi dalam PAKEM adalah anak merasa senang belajar, sehingga perhatianya penuh dalam mengerjakan tugas belajarnya dengan penuh keiklasan, akibatnya hasil belajar meningkat dan harapanya siswa akan senang belajar akhirnya belajar sepanjang hayat dapat terwujud.
Menurut Nisbel dalam Erman(2003) mengatakan tidak ada cara belalajar (tunggal) yang paling benar, dan cara mengajar yang paling baik. Setiap orng berbeda dalam kemampuan intelektual, sikap, dan kepribadian sehingga mereka memilih cara dan gaya belajar mengajar yang berbada pula. Jadi sah-sah saja jika guru yang satu dengan yang lainya berbeda dalam pendekatan pembelajaran.
Sumber : Internet
No comments:
Post a Comment